MUHAMMADIYAHPEKAJANGAN.OR.ID, KEDUNGWUNI - Pagi ini Jl Raya Pekajangan depan Gedung Koperasi Batik sudah dipadati ratusan kendaraan menyemarakkan Pengajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pekajangan bersama KH. In'amullah Fathuri (PCM Tegal) bertema "Membangun Dakwah Kultural Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah" yang digelar di Gedung Pertemuan Koperasi Batik Pekajangan, PRM Pekajangan Barat 1 dengan jamaah yang memadati hampir 1.500 orang dari warga Muhammadiyah dan 'Aisyiyah se-Cabang Pekajangan, Ortom, AUM, serta Warga Muhammadiyah dan 'Aisyiyah PCM terdekat dari Bligo, Kedungwuni, Wuled, Bojong, hingga Doro. (3/8/2025)
Acara diawali dengan penyerahan alat bantu jalan kepada Ibu Khuzaenah, salah satu warga dari PRM Barat 1, oleh Lazismu Cabang Pekajangan. Mendung Temiyung, selaku perwakilan Lazismu, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas penghimpunan dana melalui kaleng Ihsan yang tersebar di lingkungan warga Muhammadiyah wilayah Pekajangan dan sekitarnya. "Dana yang terkumpul digunakan untuk berbagai program sosial, seperti bantuan alat kesehatan, operasional ambulans, serta kegiatan kemanusiaan lainnya yang belum tercover oleh dana zakat maupun sedekah," ujarnya.
Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Barat 1, H. Erwan Setiawan, S.T., dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengajian yang semula direncanakan di halaman Masjid Al-Hikmah akhirnya dipindahkan ke Gedung Koperasi Batik demi kenyamanan jamaah. Ia mengucapkan terima kasih atas segala bentuk dukungan, koordinasi, serta donasi dari berbagai pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini. "Semoga segala kebaikan dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menginformasikan rencana pengembangan Masjid Al-Hikmah, salah satunya melalui pembelian tanah untuk perluasan kegiatan keagamaan senilai Rp. 270.000.000. Ia berharap para jamaah yang memiliki kelapangan rezeki dapat turut berpartisipasi dalam program wakaf tanah tersebut.

H. Abdul Shomad, SE selaku Ketua PCM Pekajangan menyampaikan bahwa pengajian kali ini merupakan putaran ke-9 dan telah memasuki pertengahan dari rangkaian yang dijadwalkan. Ia mengapresiasi semangat jamaah yang luar biasa, dengan kehadiran sekitar 1.500 peserta. Menurutnya, pengajian ini menjadi salah satu kegiatan unggulan PCM Pekajangan yang juga diapresiasi oleh cabang-cabang lain. Ia berharap semangat serupa bisa tumbuh di cabang-cabang lainnya.
Lebih lanjut, H. Abdul Shomad menekankan pentingnya peran Majelis Pustaka dan Informasi (MPI). "Tanpa adanya Majelis Pustaka dan Informasi (MPI), semua kegiatan cabang ora ono sing krungu, mengabarkan semua kegiatan dari ranting sampai tingkat pusat, terima kasih banyak kepada MPI yang sudah merintis dari awal dan ada banyak sekali kegiatan MPI, nanti kedepannya akan ada podcast seperti di Youtube di wawancara, Bu Herowati, Pak dr. Dahlan, sampai Pak Islah dengan tausiyahnya nanti akan dibuat podcast" tuturnya.
Dalam kesempatan itu, beliau turut kembali menyampaikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) baru di Pekajangan yakni Plataran, dan menyampaikan kabar bahwa pembangunan Gedung RSI Muhammadiyah Pekajangan hampir rampung dan akan dilaksanakan soft launching pada akhir Agustus 2025. "InsyaAllah, pada bulan November bertepatan dengan Milad Muhammadiyah ke-104, kita upayakan kehadiran Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., untuk meresmikan gedung enam lantai RSI Pekajangan, dan nanti Pengajian Ahad Pagi bulan depan di Tangkil Kulon dengan pembicara Ir. Kusnadi Ikhwani, MM selaku Ketua Takmir Masjid Al Falah Sragen yang akan membakar semangat untuk memakmurkan masjid" pungkasnya.

Dalam tausiyahnya, KH. In’amullah Fathuri membuka kajian dengan menegaskan pentingnya peran ibu-ibu ‘Aisyiyah dalam menyukseskan jalannya pengajian. Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan dan keterlibatan aktif ‘Aisyiyah yang menjadi kunci kelancaran kegiatan ini. Di usia Muhammadiyah Pekajangan yang hampir menginjak 104 tahun, KH. In’amullah mengingatkan bahwa setiap warga persyarikatan adalah bagian dari sejarah yang terus bergerak. “Kalau kita tidak segera melakukan kaderisasi, maka kita tidak akan menuai hasil apapun di masa depan,” tegasnya, seraya mengajak seluruh elemen untuk terus menyiapkan generasi penerus perjuangan Muhammadiyah.
KH. In’amullah Fathuri juga menyampaikan pesan dari Prof. Dr. KH. M. Din Syamsuddin, M.A. mengenai rahasia kekuatan Muhammadiyah yang mampu bertahan dan terus memberikan kontribusi besar bagi umat. Ia mencontohkan bahwa banyak organisasi atau yayasan yang hanya mampu bertahan sejenak—sepuluh tahun, lalu stagnan bahkan hilang. Namun berbeda dengan Muhammadiyah yang tetap eksis dan berkembang pesat.
Menurut Prof. Din Syamsuddin, ada tiga kunci utama yang menjadi fondasi kokohnya Muhammadiyah:
1. Tadhiruo Imani bil Amalish Sholeh – penguatan iman yang diwujudkan dalam amal sholeh,
Muhammadiyah bukanlah organisasi yang hanya stagnan di satu tempat atau golongan, melainkan harus terus berkembang untuk memberi manfaat bagi seluruh umat manusia. Muhammadiyah, lanjutnya, sangat menekankan pada prinsip tadhirul imani bil amalish sholeh—bahwa keimanan harus diwujudkan dalam amal nyata. "Iman bukan hanya diyakini, tapi dibuktikan melalui amal sholeh yang kita kerjakan," ujarnya.
Beliau juga menjelaskan tiga kontribusi utama Muhammadiyah yang nyata dirasakan masyarakat, yaitu:
a. Schooling, Muhammadiyah menyediakan akses pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, sebagai bentuk dakwah intelektual.
b. Healing, melalui layanan kesehatan dan rumah sakit yang tersebar luas di berbagai daerah, Muhammadiyah hadir untuk penyembuhan dan pelayanan medis umat.
c. Feeding, lewat peran Lazismu dan amal sosial, Muhammadiyah aktif membantu masyarakat melalui pemberian makanan, pengelolaan panti asuhan, serta kegiatan kemasyarakatan lainnya. Beliau nemanbahkan bahwa organisasi perempuan ‘Aisyiyah merupakan organisasi wanita Islam terbesar di dunia. Hal ini menunjukkan kuatnya nilai kepedulian dan semangat jiwa Al-Ma’un yang menjadi karakter khas Muhammadiyah: memberi tanpa meminta.
2. Tanwirul Amal lin Manfa’ah – penerangan amal yang memberi manfaat
Menurutnya, amal tidak boleh terfokus hanya pada satu bidang, melainkan harus berkembang dan menyesuaikan dengan kebutuhan zaman. Muhammadiyah telah menunjukkan hal tersebut dengan mengembangkan berbagai inovasi, termasuk melalui aplikasi digital seperti Zendo, AC-Mu, dan lainnya. Ini menjadi bukti bahwa Muhammadiyah tidak hanya bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan, tetapi juga merambah ke berbagai lini kehidupan umat. “Muhammadiyah harus terus update dengan perkembangan teknologi dan menjalankan program-program yang relevan untuk sebesar-besarnya kemanfaatan bagi masyarakat,” tegasnya.
3. Tanwirul Manfa’ah lil Ummah – memancarkan manfaat seluas-luasnya untuk umat.
Bahwa seluruh hasil kerja dan kontribusi Muhammadiyah sejatinya dipersembahkan untuk umat secara luas. "Muhammadiyah adalah untuk umat. Apa pun hasil yang dicapai, semuanya diperuntukkan bagi kemaslahatan seluruh umat manusia, bukan hanya internal Muhammadiyah saja," ujarnya. Ia menambahkan bahwa salah satu wujud pengembangan diri Muhammadiyah tampak dalam bidang tarjih, di mana proses mentarjih bukan hanya menetapkan hukum, tetapi juga bagian dari tajdid (pembaharuan) yang terus dilakukan secara dinamis.
Muhammadiyah bersikap terbuka dalam pengambilan keputusan, menjunjung tinggi ukhuwah Islamiyyah, dan mengedepankan nilai toleransi. Dengan prinsip ini, Muhammadiyah tidak hanya kokoh secara ideologis, tetapi juga fleksibel dalam merespons berbagai isu dan perkembangan zaman demi kemaslahatan umat.
KH. In’amullah Fathuri juga menambahkan poin keempat yang menjadi ciri khas Muhammadiyah, yakni tidak berafiliasi pada mazhab tertentu. Muhammadiyah justru mengakomodasi berbagai pandangan dari seluruh mazhab untuk kemudian dirumuskan menjadi keputusan yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan umat saat ini. “Muhammadiyah merangkul semua mazhab dalam semangat ijtihad kolektif, demi melahirkan keputusan yang maslahat,” jelasnya.
Ia pun mengajak seluruh jamaah untuk menjadi bagian dari Muhammadiyah yang mampu mempererat ukhuwah, menciptakan suasana yang nyaman dalam berislam, serta tidak memberatkan umat dalam menjalankan ajaran agama.
Acara dilanjutkan dengan pembuatan KTAM (Kartu Anggota Muhammadiyah) melalui PCM Pekajangan yang sudah disediakan stand, KTAM langsung jadi dengan membawa foto atau melakukan foto dtitempat dengan biaya administrasi Rp. 25.000.


Kontributor: Rizqon MPI PCM Pekajangan
Powered by Froala Editor